Adabeberapa metode yang sering digunakan dalam menghitung atau memperkirakan besarnya debit rencana, seperti Metode Rasional, Melchior, Weduwen, Haspers, dll. Namun kali ini yang akan dibahas hanyalah langkah-langkah perhitungan debit rencana secara garis besar dengan Metode Rasional. Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung
PerbedaanKunci Antara ADSL dan Modem Kabel. Modem ADSL menggunakan kabel twisted pair sementara Modem kabel menggunakan kabel koaksial. ADSL dapat memberikan kecepatan hingga 200 Mbps. Di sisi lain, modem kabel dapat memberikan kecepatan hingga 1, 2 Gbps. Modem kabel tidak aman karena sinyal yang disiarkan diterima di semua host yang hadir
54BAB VI. PERCOBAAN FAKTORIAL tanaman yang sama, dengan tujuan mencari pupuk yang cocok untuk varietas itu. Sir Ronald A. Fisher adalah seorang pelopor penggunaan metode statistika Pengulangan adalah perlakuan yang muncul lebih dari satu kali dalam suatu percobaan. Jika dalam suatu percobaan setiap
DaihatsuXenia baru dengan model, fitur, dan teknologi yang sama dengan Toyota Avanza yang berharga lebih tinggi. Para pelaku bisnis jual beli mobil bekas juga dan dari transaksi jual beli mobil sebanyak 17 unit kendaraan, 12 unit sama dengan tahun 2009, pada tahun 2010 terjadi kenaikan 73,9 persen. Tahun
KoreaSelatan dikenal dengan budayanya yang menjunjung tinggi sikap sopan santun dan hormat terhadap semua orang, terutama orang yang lebih tua. Namun, baru-baru ini Roh Jisun fromis_9 menuai kontroversi dan mendapat kecaman dari netizen lantaran melakukan tindakan yang dianggap lancang terhadap manajernya.. Melansir allkpop, melalui sebuah
Darigaya hidup yang mengalami hipertensi lebih banyak yang tidak pernah konsumsi alkohol sebanyak 1.478 orang (96.72%). Subjek yang mengalami hipertensi dan mengalami obesitas sebanyak 861 orang
Zwyxeaz. Distribusi normal merupakan suatu distribusi yang umum digunakan dalam ilmu Statistika. Ketika mempelajari distribusi normal, kamu mungkin akan menemukan istilah-istilah seperti z score, tabel z atau tabel distribusi z. Sebenarnya apa pengertian dari istilah-istilah tersebut? Bagaimana cara membaca tabel z atau bisa disebut juga dengan z tabel? Pada artikel kali ini, akan dibahas mengenai materi terkait z tabel. Selain itu akan disajikan pula cara pembuatan z tabel menggunakan Microsoft Isi1 Distribusi Normal2 Pengertian Tabel Z3 Jenis-jenis Tabel Tabel z cumulative from Tabel z Tabel z complementary cumulative4 Cara Membuat Tabel Z5 Cara Membaca Tabel Z6 Contoh Contoh Soal Contoh Soal Contoh Soal Contoh Soal Contoh Soal 5Sumber Gerd Altmann from PixabayDistirbusi normal atau disebut juga distribusi Gaussian merupakan salah satu jenis distribusi dengan variabel random yang kontinu. Distribusi normal memiliki kurva yang berbentuk menyerupai lonceng. Fungsi densitas/kerapatan distribusi normal dinyatakan sebagai berikut Sumber Dokumentasi PenulisDimana Ο konstanta yang bernilai 3,1416e bilangan Euler yang bernilai 2,7183Β΅ mean rata-rata populasi standar deviasi simpangan baku populasiBaca juga Penggunaannya Rumus SlovinDistribusi normal yang memiliki rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1 disebut distribusi normal standar. Variabel random distribusi normal standar dilambangkan dengan Z yang merupakan hasil transformasi dari variabel random X yang berdistribusi Dokumentasi PenulisDi dalam distribusi normal dikenal suatu aturan yang disebut aturan empiris 68-95-99,7. Aturan empiris ini mengatakan bahwaSekitar 68% data berada dalam satu standar deviasi dari 95% data berada dalam dua standar deviasi dari 99,7% data berada dalam tiga standar deviasi dari aturan empiris diilustrasikan pada kurva distribusi normal maka dapat diperoleh Sumber Dokumentasi PenulisAturan empiris juga dapat diinterpretasikan sebagai peluang probabilitas yaitu jika kamu mengambil suatu data secara acak dari populasi yang berdistribusi normal, makaPeluang data tersebut berada dalam satu standar deviasi dari rata-rata adalah sekitar 0, data tersebut berada dalam dua standar deviasi dari rata-rata adalah sekitar 0, data tersebut berada dalam tiga standar deviasi dari rata-rata adalah sekitar 0, aturan empiris, kamu dapat mengetahui persentase data yang berada pada tiga letak saja satu standar deviasi dari rata-rata, dua standar deviasi dari rata-rata, dan tiga standar deviasi dari rata-rata. Namun bagaimana jika kamu ingin mengetahui persentase data yang berada pada jarak berapapun dari rata-rata? Untuk menjawabnya, kamu bisa menggunakan z score dan z distribusi normal memiliki berbagai kurva yang berbeda bergantung pada parameter Β΅ dan , maka kita akan memanfaatkan kurva distribusi normal standar dengan melibatkan proses transformasi Dokumentasi PenulisNilai z hasil transformasi dari x yang berdistribusi normal disebut juga dengan z score standard score. Z score merupakan ukuran yang menentukan seberapa jauh jarak suatu nilai dengan rata-rata dalam satuan standar deviasi. Z score berada pada sumbu datar dari kurva normal. Z score akan bernilai positif jika nilainya berada di sebelah kanan rata-rata. Begitu pula sebaliknya, z score bernilai negatif jika nilanya berada di sebelah kiri Tabel ZZ tabel / tabel z adalah tabel yang berisi persentase luasan daerah di bawah kurva distribusi normal dapat juga menunjukkan probabilitas atau peluang yang dihitung berdasarkan z score. Tabel z statistik hanya digunakan untuk data yang berdistribusi z statistik pada umumnya dibuat dengan format berikut Kolom dan baris pertama dari tabel z statistik menunjukkan z pertama dari tabel z statistik berisi bilangan bulat dan bilangan di tempat desimal pertama bilangan bulat dan satu bilangan di belakang koma.Baris pertama dari tabel z statistik berisi bilangan yang menunjukkan bilangan di tempat desimal kedua bilangan kedua di belakang koma.Nilai yang berada di dalam tabel merupakan peluang. Interpretasi nilai peluang tersebut bergantung pada jenis Tabel ZTabel z cumulative from meanTabel z cumulative from mean menunjukkan luasan daerah di bawah kurva normal dimulai dari rata-rata titik 0 pada sumbu x, karena rata-rata dari distribusi normal standar adalah 0 menuju ke sebelah kanan sampai z score yang diinginkan. Dapat dikatakan pula sebagai peluang suatu nilai berada di antara 0 dan z atau P0 β€ Z β€ z. Pada tabel z jenis ini hanya berisi z score z cumulativeTabel z cumulative menunjukkan luasan daerah di bawah kurva normal dari negative infinity negatif tak hingga menuju ke sebelah kanan sampai z score yang diinginkan. Dapat dikatakan pula sebagai peluang suatu nilai kurang dari z atau PZ β€ z. Tabel z cumulative berisi z score positif dan z score z complementary cumulativeTabel ini menunjukkan luasan daerah di bawah kurva normal dari z score yang diinginkan menuju ke sebelah kanan sampai tak hingga. Dengan kata lain, merupakan peluang suatu nilai lebih dari z atau PZ β₯ z.Cara Membuat Tabel ZJenis tabel z score yang sering digunakan adalah tabel z cumulative. Oleh karena itu, pada artikel ini hanya akan membahas cara pembuatan tabel z score untuk jenis cumulative. Untuk membuat tabel z cumulative, kamu dapat menggunakan Microsoft Excel. Berikut adalah langkah-langkah pembuatannya Isi sel A2 dengan nilai -3,42. Isi sel A3 dengan rumus =A2+0,1. Salin rumus tersebut hingga sel A70. Ini artinya kamu membuat z score secara berurutan dimulai dari -3,4 sampai 3,4 dengan selisih sebesar 0, Dokumentasi Penulis3. Isi sel B1 dengan nilai 04. Isi sel C1 dengan rumus =B1+0,01. Salin rumus tersebut hingga sel K1. Ini berarti kamu membuat angka yang berurutan mulai dari 0,00 hingga 0,09 dengan selisih sebesar 0, Dokumentasi Penulis5. Isi sel B2 dengan rumus =NORMSDIST$A2-B$1. Salin rumus tersebut hingga sel Dokumentasi Penulis6. Blok sel B2 sampai dengan K2 kemudian drag sampai sel K35, sehingga sel yang terisi adalah bagian yang memiliki z score Dokumentasi Penulis7. Selanjutnya isi cell B36 dengan rumus =NORMSDIST$A36+B$1. Salin rumus tersebut hingga ke cell Dokumentasi Penulis8. Blok sel B36 sampai dengan K36 kemudian drag sampai sel K70 sehingga sel yang terisi adalah daerah dengan z score positif dan semua bagian dalam tabel z score sudah Dokumentasi PenulisCara Membaca Tabel ZUntuk setiap jenis tabel z, maka cara membacanya juga berbeda-beda. Pada kali ini, akan diberikan contoh bagaimana cara membaca tabel z cumulative yang telah dibuat berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Sebagai contoh jika ingin dicari nilai dari PZ β€ 2,56.Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menentukan letak nilai 2,5 pada kolom pertama pada tabel contoh yang telah dibuat sebelumnya, nilai 2,5 terletak di sel A61, lalu tarik garis ke arah berikutnya, kamu menentukan letak nilai 0,04 pada baris pertama berdasarkan tabel contoh, nilai 0,04 terletak di sel F1. Setelah itu tarik garis ke bawah sampai menemukan titik pertemuan dengan hasil langkah Dokumentasi PenulisDengan demikian diperoleh nilai dari PZ β€ 2,56 adalah 0, juga Korelasi Product Moment PearsonContoh SoalDalam menggunakan tabel z score, hal yang perlu diingat bahwa tabel ini merupakan tabel transformasi z score. Jadi kamu perlu melakukan transformasi data yang berdistribusi normal menjadi berdistribusi normal standar. Berikut akan disajikan beberapa contoh soal terkait penggunaan tabel z Soal 1Berapakah luas daerah kurva distribusi normal standar pada Z > -0,56?Pembahasan Karena yang digunakan adalah tabel z cumulative maka kamu harus mengubah bentuk probabilitasnya menjadi PZ β€ zP Z > -0,54 = 1 β PZ β€ -0,54Berdasarkan tabel z cumulative nilai dari PZ β€ -0,54 adalah 0,2946 sehinggaP Z > -0,54 = 1 β PZ β€ -0,54 = 1 β 0,2946 = 0,7054Contoh Soal 2Diketahui suatu distribusi normal dengan mean 60 dan standar deviasi 16. Berapa luasan daerah di bawah kurva normal antara 68 sampai 84?Pembahasan Distribusi yang diketahui adalah distribusi normal, sedangkan tabel z merupakan tabel distribusi z tabel transformasi z score. Oleh karena itu, perlu dilakukan x = 68 ke zSumber Dokumentasi PenulisTransformasi x = 84 ke zSumber Dokumentasi PenulisSehingga diperoleh P68 β€ X β€84 = P0,5 β€ Z β€ 1,5P68 β€ X β€84 = PZ β€ 1,5 β PZ β€ 0,5P68 β€ X β€84 = 0,9332 β 0,6915 = 0,2417P68 β€ X β€84 = 0,2417Contoh Soal 3Rata-rata produktivitas padi di provinsi A tahun 2017 adalah 6 ton per ha hektar, dengan standar deviasi 0,9 ton. Jika luas sawah di provinsi A adalah ha dan produktivitas padi berdistribusi normal, berapa luas sawah yang produktivitasnya lebih dari 8 ton?Pembahasan Diketahui data berdistribusi normal dengan rata-rata 6 ton dan standar deviasi 0,9. Akan dicari luas sawah yang produktivitasnya lebih dari 8 ton atau dapat dinotasikan dengan PX > 8. Agar dapat memanfaatkan tabel distribusi z tabel transformasi z score dilakukan transformasi x = 8 ke dalam bentuk Dokumentasi PenulisSehingga PX > 8 = PZ > 2,22 = 1 β PZ β€ 2,22 = 1 β 0,9868 = 0,0132Dapat diinterpretasikan bahwa 0,0132 dari luas sawah di provinsi A memiliki produktivitas lebih dari 8 ton. Diketahui luas sawah di provinsi A adalah ha, maka luas sawah di provinsi A yang memiliki produktivitas lebih dari 8 ton adalah 0,0132 x = 1320 Soal 4Diketahui umur sebuah lampu produksi PT. XYZ yang berdistribusi secara normal dengan rata-rata 800 jam dan standar deviasinya 40 jam. Carilah probabilitas lampu produksi perusahaan tersebut akan Berumur kurang dari 834 dan lebih dari 778 kurang dari 750 atau lebih dari 900 Diketahui umur lampu berdistribusi normal dengan rata-rata 800 jam dan standar deviasi 40 lampu dari perusahaan tersebut berumur kurang dari 834 jam dan lebih dari 778 jam dapat dinyatakan sebagai PX β€ 834 dan X β₯ 778.Sumber Dokumentasi PenulisBerdasarkan ilustrasi di atas, daerah yang merupakan irisan dilewati oleh dua garis adalah 778 β€ X β€ 834. Maka PX β€ 834 dan X β₯ 778 sama dengan P778 β€ X β€ 834.P778 β€ X β€ 834 = PX β€ 834 β PX β€ 778Agar dapat memanfaatkan tabel distribusi z tabel transformasi z score, maka dilakukanlah x = 834 ke zSumber Dokumentasi PenulisTransformasi x = 778 ke zSumber Dokumentasi PenulisSehingga P778 β€ X β€ 834 = PX β€ 834 β PX β€ 778P778 β€ X β€ 834 = PZ β€ 0,85 β PZ β€ -0,55P778 β€ X β€ 834 = 0,8023 β 0,2912 = 0,5111Jadi probabilitas lampu dari perusahaan tersebut berumur kurang dari 834 jam dan lebih dari 778 jam adalah 0, lampu dari perusahaan tersebut berumur kurang dari 750 jam atau lebih dari 900 jam dapat dinotasikan dengan PX β€ 750 atau X β₯ 900.Daerah X β€ 750 atau X β₯ 900 merupakan daerah gabungan dari kedua interval tersebut, sehingga PX β€ 750 atau X β₯ 900 = PX β€ 750 + PX β₯ 900PX β€ 750 atau X β₯ 900 = PX β€ 750+ 1 β PX β€ 900Lalu dilakukan transformasi agar dapat menggunakan tabel distribusi z tabel transformasi z score.Transformasi x = 750Sumber Dokumentasi PenulisTransformasi x = 900Sumber Dokumentasi PenulisPX β€ 750 atau X β₯ 900 = PX β€ 750 + 1 β PX β€ 900PX β€ 750 atau X β₯ 900 = PZ β€ -1,25 + 1 β PZ β€ 2,5PX β€ 750 atau X β₯ 900 = PZ β€ -1,25 + 1 β PZ β€ 2,5PX β€ 750 atau X β₯ 900 = 0,1056 + 1 β 0,9938PX β€ 750 atau X β₯ 900 = 0,1118Jadi probabilitas lampu dari perusahaan tersebut berumur kurang dari 750 jam atau lebih dari 900 jam adalah 0, Soal 5Ketika kamu melakukan uji Z, pada bagian daerah kritik daerah penolakan biasanya kamu menemukan istilah ZΞ± . Misalkan pada uji z satu sisi, kamu menemukan daerah kritiknya berbunyi H0 ditolak jika Z > ZΞ± . Bagaimana cara membaca tabel z untuk mencari ZΞ± ?ZΞ± dapat diinterpretasikan sebagai nilai z yang memberikan probabilitas sebesar 1-Ξ±. Sebagai contoh digunakan Ξ± = 0,05. Maka dicari nilai z yang menghasilkan probabilitas sebesar 1-0,05 = 0,95. Nilai probabilitas berada di bagian dalam tabel sehingga kamu perlu mencari nilai di dalam tabel yang bernilai paling dekat dengan 0, Dokumentasi PenulisDitemukan nilai yang paling dekat dengan 0,95 adalah 0,9495 selisih dengan 0,95 sebesar 0,0005 dan 0,9505 selisih dengan 0,95 sebesar 0,0005. Dari posisi 0,9495 tarik garis ke arah kiri sampai menunjukkan posisi nilai z yaitu 1,6. Lalu tarik garis ke arah atas sampai ke nilai yang berada di baris pertama yaitu 0,04. Sehingga diperoleh nilai z untuk 0,9495 adalah 1, nilai 0,9505 juga dilakukan hal yang sama, tarik garis ke arah kiri dan kemudian ke arah atas sampai berada di posisi nilai z. Diperoleh nilai z untuk 0,9505 adalah 1,65. Selanjutnya kamu perlu mencari nilai dari 1,64 + 1,65/ 2 = 1,645. Jadi, nilai Z0,05 = 1, juga Uji Linearitas SPSSSekian pembahasan mengenai distribusi normal dan tabel z. Kamu dapat membaca referensi lain sebagai tambahan. Semoga artikel ini dapat membantu pemahaman Ott, Lyman. 2001. An Introduction to Statistical Methods and Data Analysis Fifth Edition. Duxbury.
β Uji t dikembangkan oleh William Sealy Gosset. Dalam artikel publikasinya, ia menggunakan nama samaran Student, sehingga kemudian metode pengujiannya dikenal dengan uji t-student. William Sealy Gosset menganggap bahwa untuk sampel kecil, nilai Z dari distribusi normal tidak begitu cocok. Oleh karenanya, ia kemudian mengembangkan distribusi lain yang mirip dengan distribusi normal, yang dikenal dengan distribusi t-student. Distribusi student ini berlaku baik untuk sampel kecil maupun sampel besar. Pada n β₯ 30, distribusi t ini mendekati distribusi normal dan pada n yang sangat besar, misalnya n=10000, nilai distribusi t sama persis dengan nilai distribusi normal lihat tabel t pada df 10000 dan bandingkan dengan nilai Z. Pemakaian uji t ini bervariasi. Uji ini bisa digunakan untuk objek studi yang berpasangan dan juga bisa untuk objek studi yang tidak berpasangan. Berikut contoh penggunaan uji t. Uji t tidak berpasangan Contoh kasus Kita ingin menguji dua jenis pupuk nitrogen terhadap hasil padi Hipotesis Hasil penelitian tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Data hasil penelitian dua jenis pupuk nitrogen terhadap hasil padi t/h Data analisis adalah sebagai berikut Hitunglah Setelah itu, kita lihat nilai t table, sebagai nilai pembanding. Cara melihatnya adalah sebagai berikut. Pertama kita lihat kolom Ξ± = pada Tabel 2. Nilai Ξ± ini berasal dari Ξ± dibagi 2, karena hipotesis HAkita adalah hipotesis 2 arah lihat hipotesis. Kemudian, kita lihat baris ke 22. Nilai 22 ini adalah nilai df, yaitu n1+n2-2. Nilai n adalah jumlah ulangan, yaitu masing 12 ulangan. Akhirnya, kita peroleh nilai t table = Baca Juga 1 inci Berapa cm Tabel 2. Nilai t Kriteria Pengambilan Kesimpulan Terima H0, jika thit t table Kesimpulan Karena nila thit= tanda minus diabaikan dan nilai t table= maka kita tolak H0, alias kita terima HA. Dengan demikian, 1 β 2, yaitu hasil padi yang dipupuk dengan pupuk A tidak sama dengan hasil padi yang dipupuk dengan pupuk B. Lebih lanjut, kita lihat bahwa rata-rata hasil padi yang dipupuk dengan pupuk B lebih tinggi daripada yang dipupuk dengan pupuk A. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa pupuk B nyata lebih baik daripada pupuk A untuk meningkatkan hasil padi. Baca Juga Persamaan Linear Satu Variabel Uji t berpasangan Uji t dikembangkan oleh William Sealy Gosset. Dalam artikel publikasinya, ia menggunakan nama samaran Student, sehingga kemudian metode pengujiannya dikenal dengan uji t-student. William Sealy Gosset menganggap bahwa untuk sampel kecil, nilai Z dari distribusi normal tidak begitu cocok. Oleh karenanya, ia kemudian mengembangkan distribusi lain yang mirip dengan distribusi normal, yang dikenal dengan distribusi t-student. Distribusi student ini berlaku baik untuk sampel kecil maupun sampel besar. Pada n β₯ 30, distribusi t ini mendekati distribusi normal dan pada n yang sangat besar, misalnya n=10000, nilai distribusi t sama persis dengan nilai distribusi normal lihat tabel t pada df 10000 dan bandingkan dengan nilai Z. Pemakaian uji t ini bervariasi. Uji ini bisa digunakan untuk objek studi yang berpasangan dan juga bisa untuk objek studi yang tidak berpasangan. Berikut contoh penggunaan uji t. Uji t berpasangan Contoh kasus. Kita ingin menguji metode pembelajaran baru terhadap tingkat penguasaan materi ajar pada mahasiswa. Hipotesis Data hasil penelitian dari penggunaan metode pembelajaran baru adalah sebagaimana tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Data hasil penelitian dari penggunaan metode pembelajaran baru Data analisis adalah sebagai berikut. Tabel 2. Tabel analisis data Baca Juga Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Hitunglah Setelah itu, kita lihat nilai t table, sebagai nilai pembanding. Cara melihatnya adalah sebagai berikut. Pertama kita lihat kolom Ξ± = pada Tabel 3. Nilai Ξ± ini berasal dari Ξ± dibagi 2, karena hipotesis HAkita adalah hipotesis 2 arah lihat hipotesis. Kemudian, kita lihat baris ke 14. Nilai 14 ini adalah nilai df, yaitu n-1. Nilai n adalah jumlah mahasiswa, yaitu 15 orang. Akhirnya, kita peroleh nilai t table = t table = t Ξ±/2 df = n-1= = = Tabel 2. Nilai t Kriteria Pengambilan Kesimpulan Terima H0, jika thit t table Baca Juga Kesimpulan Karena nila thit= tanda minus diabaikan dan nilai t table= maka kita tolak H0, alias kita terima HA. Dengan demikian, Yaitu nilai pre-test tidak sama dengan nilai post-test. Lebih lanjut, kita lihat bahwa rata-rata nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test. Secara lengkap, kita dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran baru secara nyata dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi ajar yang diberikan. Mencari Nilai Tabel t Tabel t dapat dipergunakan untuk menguji rata-rata hitung populasi dalam sampel kecil. Proses pengujian hipotesa untuk sampel kecil tidak berbeda dengan sampel besar, yakni melalui beberapa tahapan sebagai berikut a merumuskan hipotesa nol Ho dan hipotesa alternatif Ha; b menentukan nilai alpha taraf nyata apakah 1%, 5% atau pada taraf lainnya serta mengetahui titik kritis berdasarkan pada tabel t; c menentukan uji statistik dengan menggunakan rumus uji-t; d menentukan daerah keputusan yaitu daerah tidak menolak Ho dan daerah menolak Ho; dan e mengambil keputusan untuk menolak dan menerima dengan membandingkan nilai alpha dengan nilai uji-t. Satu Sisi Sebagaimana dalam uji statistik untuk sampel besar n>30, penggunaan notasi akan menentukan posisi daerah penolakan dalam gambar distribusi. Jika kita menggunakan notasi kurang dari < maka gambar distribusinya adalah sebagai berikut Tabel t digunakan untuk menentukan titik kritis batas daerah penolakan yang dalam distribusi menggunakan notasi alpha a, dan juga nilai dari hasil perhitungan statistik, sehingga kita bisa mengambil kesimpulan. Pada tabel t, nilai kritis dalam uji statistik satu sisi adalah t a , v ; dengan v = n-1 Contoh Dalam suatu penelitian ditentukan bahwa n = 4 dan nilai alpha 0,01 1% maka untuk mengetahui nilai kritis dalam distribusi yang ditunjukkan dengan tabel t untuk satu sisi adalah sebagai berikut Langkah pertama Setelah merumuskan hipotesa nol dan hipotesa alternatif Ho, Ha serta menentukan nilai alpha, Tabel t digunakan untuk menentukan titik kritis dengan formula t = a , v; dengan v = n β 1 untuk uji statistik satu sisi. Setelah ditentukan nilai alpha adalah 0,01 maka langkah selanjutnya adalah menentukan derajat bebas v yang diperoleh dari n β 1. Jumlah n = 4, jadi 4 β 1 = 3. Langkah kedua perhatikan tabel t dalam BMP lihat halaman Diketahui bahwa df = 3, maka cari angka 3 di garis paling kiri kemudian tarik ke kanan sampai kolom a = 0,01 akan didapat nilai t adalah 4,541. Dengan cara yang sama dapat dicari nilai kritis untuk alpha a dan derajat bebas v yang lain. Langkah ketiga melakukan uji statistik t dengan rumus t Langkah keempat menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 4,541. Untuk notasi < maka nilai ini otomatis berubah menjadi β 4,541. Langkah kelima mengambil keputusan untuk menolak Ho dan menerima Ho dengan membandingkan nilai alpha dengan nilai uji-t Baca Juga Angka Romawi Dua Sisi Dua sisi kita gunakan jika dalam perumusan hipotesa digunakan notasi βsama denganβ =. Gambar distribusinya adalah sebagai berikut Contoh Jika dalam suatu penelitian ditentukan bahwa n = 16 dan nilai alpha 0,05 maka untuk mengetahui nilai titik dalam distribusi yang ditunjukkan dengan tabel t untuk dua sisi adalah sebagai berikut Langkah pertama Merumuskan hipotesa untuk uji statistik dua sisi dan menentukan nilai kritis t dua sisi a/2, v. Untuk uji dua sisi nilai alpha adalah 0,05/2 = 0,025 dan derajat bebas v = n β 1 = 16 β 1 = 15. Langkah kedua Perhatikan tabel distribusi t dalam BMP lihat halaman Sebagaimana mencari nilai kritis t satu sisi, cari nilai alpha pada kolom horizontal paling atas dan derajat bebas pada kolom vertikal paling kiri. Diperoleh nilai kritis t adalah 2,131 Langkah ketiga melakukan uji statistik t dengan rumus t Langkah ketiga menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,131 uji dua arah Langkah keempat mengambil keputusan untuk menolak Ho dan menerima Ho dengan membandingkan nilai alpha dengan nilai uji-t Demikianlah Penjelasan artikel diatas tentang Tabel T Statistik β Pengertian, Rumus, Contoh Soal Dan Nilai tentang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia
Daftar Simbol Matematika β Dalam matematika terdapat beberapa simbol sebagai tanda untuk operasi penghitungan dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan lain sebagainya. Beberapa simbol familiar dan sering dipakai, Namun, sebagian besar simbol matematika mungkin jarang kita lihat dan dipakai dalam aktivitas sehari-hari. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas tentang daftar simbol simbol matematika yang sering digunakan secara lengkap, disertai dengan notasi, arti dan juga cara membacanya. Tabel Simbol Matematika SIMBOL KETERANGAN CONTOH dan PENJELASAN = Simbol Sama Dengan a = b nilai a sama dengan nilai b β Simbol Tidak Sama Dengan c β d nilai c tidak sama dengan nilai d Kurung Biasa 3 x 5 + 4 = 27 selesaikan dulu perhitungan yang ada di dalam kurung biasa. Lalu hasilnya dikalikan 3 [ ] Kurung Siku [3 + 1 Γ· 9 β 7] = 4 Γ· 2 = 2 selesaikan dulu perhitungan yang ada di dalam kurung biasa. Lalu hasil pertama dibagi dengan hasil kedua { } Kurung Kurawal {[2 + 2 + 6 β 1] + [1 + 1 x 5 β 2]} = {[4 + 5] + [2 x 3]} = 9 + 6 = 15 selesaikan dulu perhitungan yang ada di dalam kurung biasa di dalam kurung siku pertama. Lalu jumlahkan hasilnya dengan perhitungan di kurung siku kedua Simbol Lebih Besar Dari h > j nilai h lebih bear dari nilai j β€ Kurang dari atau sama dengan y β€ z berarti nilai y lebih kecil dari nilai z atau sama dengan nilai z β₯ Lebih dari atau sama dengan a β₯ b nilai a lebih besar dari nilai b atau sama dengan nilai b + Simbol Tambah 5 + 7 = 12 jumlah antara 5 dan 7 adalah 12 β Simbol Kurang 14 β 10 = 4 14 dikurangi 10 sama dengan 4 β Negatif -9 Negatif dari angka 9 Γ Simbol Kali 5 x 6 = 30 Perkalian 6 oleh 5 6 nya ada 5 kali Γ· Simbol Bagi 10 Γ· 5 = 2 10 dibagi 5 / Simbol Bagi 8/4 = 2 8 dibagi 4 { , } Himpunan Dari B merupakan himpunan dari bilangan genap kurang dari 10 bisa ditulis menjadi B= {2, 4, 6, 8} β Elemen Dari b β z berarti b elemen dari himpunan z β Bukan Elemen Dari j β s berarti j bukan elemen dari himpunan s β
{ } Himpunan Kosong β
berati himpunan yang tidak memiliki elemen β Subset dari A β B berarti setiap elemen A juga merupakan elemen B β A β B berarti A β B tetapi A β B β Superset dari A β B berarti setiap elemen B juga merupakan elemen A. β A β B berarti A β B tetapi A β B. βͺ Gabungan dari himpunan β¦ dan β¦ G = {1, 3, 5, 7} T = {1, 9, 11, 13} gabungan himpunan G dan himpunan T menjadi seperti di bawah. G βͺ T = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13} angka yang sama tidak ditulis 2 kali β© Irisan dari himpunan β¦ dan β¦ C = {5, 6, 7, 8, 9} D = { 3, 4, 5, 6, 7} irisan himpunan C dan D berarti seperti di bawah C β© D = {5, 6, 7} tulis angka yang sama saja Nilai mutlak dari β Tak terhingga / infinity suatu elemen dari bilangan garis berlanjut yang lebih besar dari semua bilangan ! Faktorial 4! = 1 x 2 x 3 x 4 = 24 ~ Mempunyai distribusi β₯ Tegak Lurus Dengan Ο Simbol Pi Simbol yang digunakan untuk mewakilkan rasio keliling lingkaran terhadap diameternya. Biasanya dibulatkan dengan nilai 3,14 atau 22/7 o Simbol Derajat sudut siku-siku = 900 suhu air mendidih = 1000 C % Simbol Persen 15% artinya 15/100 // Simbol Sejajar Sejarah Simbol Matematika Sejarah penggunaan simbol matematika diawali dengan penemuan simbol-simbol angka yang dimulai dari angka yang digunakan penduduk mesir, babilonia, suku maya dan juga angka yang digunakan oleh orang-orang romawi atau disebut Angka romawi. Namun, Angka-angka tersebut tersisihkan oleh kehadiran angka Arab yang menggunakan simbol simbol hindu-arab. Angka-angka tersebut memiliki bentuk seperti yang kita kenal sekarang, 0,1,2,3,4,5,6,7,8, 9 dan perpaduannya. Simbol simbol metematika atau aljabar awalnya digunakan matematikawan Muslim pada abad ke 14 dengan menggunakan huruf arab. Misalnya huruf Ω wa digunakan untuk penambahan. Ψ§Ψ§ illa untuk pengurangan, Ω fi untuk perkalian dan ΨΉΩ ala untuk pembagian dan lain sebagainya. Simbol-simbol tersebut digunakan di wilayah kekaisaran Muslim Timur dan kemudian sebagian simbol tersebut dikembangkan oleh para Ilmuwan Eropa sehingga munculah simbol-simbol yang kita kenal sekarang ini seperti + β x dll. Para penulis abad ke 19 pun percaya, bahwasanya matematikawan Muslim yang diantaranya adalah Ibnu Al Banna dan juga Al Qalasadi adalah orang-orang yang pertama kali mengembangkan simbol Aljabar pada abad 14 dan 15. Di Eropa sendiri, simbol penambahan belum ditemukan pada abad 15, walaupun simbol pengurangan sudah digunakan sejak tahun 1202 dalam sebuah karya Leonardo Fibonanci. Lewat beberapa karya buku yang muncul di atas tahun 1500 an simbol-simbol matematika mulai diperkenalkan mulai dari operasi dasar penembahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Namun, Setiap kemunculan simbol saat itu tidak serta merta diterima begitu saja. Semuanya harus dilandaskan pada penerimaan para aritmatikawan terhadap simbol-simbol tersebut. Demikian artikel singkat kami berkaitan dengan penggunaan simbol matematika atau aljabar, mulai dari simbol tambah, kurang, bagi, kurang dari lebih dari dan artinya serta cara membacanya. Sebagian besar simbol matematika sengaja tidak dituliskan dalam artikel ini karena ini masih berfokus pada simbol dasar yang sering digunakan saja. Semoga bermanfaat.
ο»ΏUnduh PDF Unduh PDF Di pelajaran Fisika, kamu mungkin pernah menemukan soal perhitungan berat dari massa benda. Tahukah kamu cara menyelesaikan soal ini dengan benar? Jangan khawatir! Dengan rumus yang tepat, perhitungan berat dari massa benda sebenarnya cukup sederhana. Artikel ini akan menjabarkan rumus tersebut, serta menunjukkan cara menggunakannya dengan tepat. Selain itu, ada beberapa contoh soal yang bisa membantu kamu lebih memahami konsep ini. Lanjutkan membaca untuk mempelajari cara menghitung berat dari massa benda dan mempersiapkan diri menghadapi ulangan Fisika. Hal yang Kamu Perlu Ketahui Berat benda sebanding dengan gaya gravitasi yang berlaku. Sementara itu, massa benda selalu sama. Namun, berat benda bisa berubah mengikuti gaya gravitasi. Gunakan rumus untuk menghitung berat dari massa benda. Dalam rumus ini, = berat benda dalam satuan N, = massa dalam satuan kg, dan = percepatan gravitasi dalam satuan m/s2. Oleh karena berat adalah gaya, rumus ini juga sering dituliskan sebagai , dengan = gaya dalam satuan N, = massa dalam satuan kg, dan = percepatan gravitasi dalam satuan m/s2. Percepatan gravitasi di Bumi diketahui sebesar 9,8 m/s2. Nilai ini bisa berbeda di tempat lain, misalnya Bulan dengan percepatan gravitasi = 1,622 m/s2. 1 Gunakan rumus "w = m x g" untuk mengubah berat menjadi massa. Berat didefinisikan sebagai gaya gravitasi pada sebuah benda. Para ilmuwan menyatakan kalimat tersebut dalam bentuk persamaan dengan menuliskan w = m x g, atauw = mg. Karena berat adalah sebuah gaya, para ilmuwan juga menuliskan persamaan sebagai F = mg. F = simbol untuk berat, diukur dalam satuan Newton, N. m = simbol untuk massa, diukur dalam satuan kilogram, atau kg. g = simbol untuk percepatan gravitasi, dilambangkan dengan satuan m/s2, atau meter per sekon kuadrat. Jika kamu menggunakan meter, percepatan gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2. Ini adalah satuan internasional standar, dan satuan yang sebaiknya kamu gunakan. Jika kamu menggunakan kaki karena kamu harus menggunakannya, percepatan gravitasinya adalah 32,2 kaki/s2. Ini adalah satuan yang sama, hanya saja disusun ulang untuk menggunakan satuan kaki dan bukan meter. 2Carilah massa sebuah benda. Karena kita mencoba mencari berat dari massa, kita tahu bahwa kita sudah memiliki massanya. Massa adalah jumlah dasar materi yang dimiliki sebuah benda dan dituliskan dalam satuan kilogram. 3 Carilah percepatan gravitasinya. Dengan kata lain, carilah g. Di permukaan bumi, g adalah 9,8 m/s2. Di tempat lain di alam semesta, percepatan gravitasi berubah. Guru kamu pasti memberi tahu Anda, atau soal akan menuliskan tempat asal gravitasinya sehingga kamu mengetahuinya. Percepatan gravitasi di bulan berbeda dengan percepatan gravitasi di bumi. Percepatan akibat gravitasi di bulan adalah sekitar 1,622 m/s2, atau sekitar 1/6 kali percepatan di sini, di bumi. Itulah alasan berat kamu di bulan menjadi 1/6 kali berat kamu di bumi. Percepatan gravitasi di matahari berbeda dengan percepatan gravitasi di bumi dan bulan. Percepatan akibat gravitasi di matahari adalah sekitar 274,0 m/s2, atau sekitar 28 kali percepatan di sini, di bumi. Itulah alasan berat kamu di matahari akan menjadi 28 kali berat kamu di bumi jika kamu bisa bertahan hidup!. 4Masukkan angka-angka ke dalam persamaan. Sekarang, karena kamu sudah mendapatkan m dan g, kamu dapat memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam persamaan F = mg dan siap mengerjakannya. Kamu akan mendapatkan sebuah angka yang dituliskan dalam satuan Netwon, atau N. Iklan 1 Selesaikan contoh soal 1. Inilah pertanyaannya "Sebuah benda memiliki massa 100 kilogram. Berapa beratnya di permukaan bumi?" Kita memiliki m dan g. m sama dengan 100 kg, dan g sama dengan 9,8 m/s2, karena kita mencari berat benda di permukaan bumi. Selanjutnya, kita membuat persamaan kita F = 100 kg x 9,8 m/s2. Persamaan ini memberikan jawaban akhirnya pada kita. Di permukaan bumi, sebuah benda dengan massa 100 kg akan memiliki berat kira-kira 980 Newton. F = 980 N. 2 Selesaikan contoh soal 2. Inilah pertanyaannya "Sebuah benda memiliki massa 40 kg. Berapa beratnya di permukaan bulan?" Kita memiliki m dan g. m sama dengan 40 kg, dan g sama dengan 1,6 m/s2, karena kali ini kita mencari berat benda di permukaan bulan. Selanjutnya, kita membuat persamaan kita F = 40 kg x 1,6 m/s2. Persamaan ini memberikan jawaban akhirnya pada kita. Di permukaan bulan, sebuah benda dengan massa 40 kg akan memiliki berat kira-kira 64 Newton. F = 64 N. 3 Selesaikan contoh soal 3. Inilah pernyataannya "Sebuah benda memiliki berat 549 Newton di permukaan bumi. Berapa massanya?" Iklan 1 Jangan sampai salah membedakan antara massa dan berat. Kesalahan yang paling banyak terjadi saat mengerjakan soal adalah salah membedakan massa dan berat. Ingatlah bahwa massa adalah jumlah "materi" dalam suatu benda, yang selalu sama di mana pun kamu meletakkannya. Sementara itu, berat dipengaruhi oleh gaya gravitasi pada "materi" tersebut sehingga akan berubah jika dipindahkan ke luar angkasa. Berikut ini adalah beberapa jembatan keledai untuk membantu kamu membedakan keduanya Massa dinyatakan dalam satuan gram atau kilogram. Baik massa maupun gram mengandung huruf m. Sementara itu, berat dinyatakan dalam satuan newton. Kamu hanya memiliki berat selagi berjalan di bumi. Sementara itu, astronot pun memiliki massa. 2 Gunakan satuan ilmiah. Sebagian besar soal fisika menggunakan newton N sebagai satuan berat, meter per detik kuadrat m/s2 untuk menyatakan gaya gravitasi, dan kilogram kg untuk massa. Jika kamu menggunakan satuan yang berbeda untuk ketiga hal tersebut, kamu tidak bisa menggunakan rumus yang sama. Konversikan semua satuan terlebih dahulu menjadi satuan ilmiah sebelum kamu menggunakannya di dalam persamaan standar. Konversi ini akan memudahkan kamu menghitung jika satuan yang sebelumnya digunakan adalah satuan imperial Misalnya gaya 1 pon = ~4,448 newton 1 kaki = ~0,3048 meter Iklan Tambahan Berat Dituliskan dalam kgf Newton adalah satuan SI. Sering kali berat dituliskan dalam kilogram gaya atau kgf kilogram force. Ini bukanlah satuan SI, sehingga jarang digunakan. Tetapi, satuan ini sangat mudah digunakan untuk membandingkan berat di mana pun dengan berat di bumi. 1 kgf = 9,8166 N. Bagilah besar Newton yang dihitung dengan 9,80665, atau gunakan kolom terakhir jika ada. Berat astronot dengan massa 101 kg adalah 101,3 kgf di Kutub Utara, dan 16,5 kgf di bulan. Apakah satuan SI itu? Satuan SI adalah Satuan Internasional Systeme International d'Unites, sistem satuan metrik pengukuran yang lengkap untuk para ilmuwan. Bagian paling sulit adalah memahami perbedaan antara berat dan massa karena orang-orang cenderung menggunakan kata-kata beratβ dan massaβ secara bergantian. Mereka menggunakan kilogram untuk berat, padahal mereka seharusnya menggunakan Newton, atau setidaknya kilogram gaya. Bahkan dokter kamu mungkin membahas tentang berat Anda, padahal maksudnya adalah massa Anda. Percepatan gravitasi g juga dapat dituliskan dalam N/kg. Lebih tepatnya, 1 N/kg = 1 m/s2. Jadi, angkanya tetap sama. Seorang astronot dengan massa 100 kg memiliki berat 983,2 N di Kutub Utara, dan 162,0 N di bulan. Di sebuah bintang neutron, dia akan menjadi lebih berat lagi, tetapi dia mungkin tidak akan menyadarinya. Timbangan mengukur dalam satuan massa dalam kg, sedangkan skala berdasarkan pegas yang merapat atau merenggang untuk mengukur berat kamu dalam kgf. Alasan Newton lebih sering digunakan dibandingkan kgf yang sepertinya lebih mudah digunakan adalah karena banyak hal-hal yang lain menjadi lebih mudah dihitung ketika kamu mengetahui besar Newtonnya. Iklan Peringatan Istilah berat atomβ tidak berkaitan dengan berat sebuah atom, melainkan berkaitan dengan massanya. Istilah ini mungkin tidak akan diubah karena massa atomβ sudah digunakan untuk sesuatu yang agak berbeda. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Unduh PDF Unduh PDF Perkalian adalah salah satu operasi aritmetika dasar, beserta penjumlahan, pengurangan, dan pembagian. Operasi ini sebenarnya bisa dianggap sebagai penjumlahan berulang, dan kamu bisa menyelesaikan soal perkalian dengan menjumlahkan bilangan secara berulang. Untuk bilangan yang lebih besar, kamu perlu melakukan perkalian panjang dan dalam prosesnya, kamu perlu mengerjakan perkalian sederhana berulang dan penjumlahan. Kamu juga bisa memanfaatkan versi singkat dari perkalian panjang dengan membagi bilangan yang lebih kecil ke dalam puluhan dan satuan, tetapi metode ini lebih cocok jika bilangan yang lebih kecil berada di antara 10 dan 19. 1 Tulis ulang soal sebagai soal penjumlahan. Sebagai contoh, kamu mendapatkan soal . Pada dasarnya, soal ini serupa dengan kalimat βtiga kelompok berisi angka 4ββ atau, sesuai soal, βempat kelompok berisi angka 3ββ. [1] 2 Jumlahkan angka-angka yang ditulis berulang untuk mendapatkan jawaban. Untuk soal sederhana seperti , cukup jumlahkan β4β dengan bilangan yang sama sebanyak tiga kali atau sebagai alternatif, β3β dengan bilangan yang sama sebanyak empat kali[2] 3 Beralihlah ke perkalian panjang jika kamu perlu mengalikan bilangan dua digit atau yang lebih besar. Secara teknis, kamu bisa mendapatkan jawaban untuk soal seperti atau melalui penjumlahan berulang. Namun, penjumlahan berulang memakan waktu yang sangat lama! Sebagai metode cepat perkalian bilangan yang lebih kecil, latih dan hafalkan tabel perkalian dikenal pula dengan istilah raraban. Iklan 1 Susun bilangan-bilangan yang akan dikalikan, dengan bilangan yang lebih besar di atas bilangan yang lebih kecil. Tulis bilangan yang lebih besar di atas bilangan yang lebih kecil, dan sesuaikan posisi ratusan, puluhan, dan satuannya. Buat lambang perkalian βxβ atau di sisi kiri bilangan baris bawah, kemudian tarik garis lurus di bawah bilangan. Kamu perlu menuliskan kalkulasi di bawah garis tersebut.[3] Pada contoh soal , β187β diletakkan di baris atas, sementara β54β ditulis di bawahnya. Angka β5β pada bilangan β54β harus berada di bawah angka β8β pada bilangan β187β, sementara angka β4β berada di bawah angka β7β. 2 Kalikan satuan bilangan baris bawah dengan satuan bilangan garis atas. Dengan kata lain, kalikan digit paling kanan bilangan baris bawah dengan digit paling kanan bilangan baris atas. Jika perkalian menghasilkan bilangan dua digit mis. β28β, simpan digit pertama dari jawaban β2β di atas digit puluhan bilangan baris atas. Setelah itu, tulis digit kedua β8β pada kolom paling kanan kolom satuan, di bawah bilangan baris bawah dan garis pemisah. [4] 3 Kalikan satuan pada bilangan baris bawah dengan puluhan pada bilangan baris atas. Ulangi proses perkalian yang sebelumnya kamu lakukan dengan satuan pada bilangan baris atas kolom kanan, tetapi kali ini kalikan dengan puluhan pada bilangan baris atas kolom kedua dari kanan. Jika kamu sebelumnya menyimpan angka dari perkalian antarsatuan, tambahkan angka yang disimpan ke hasil perkalian satuan bilangan baris bawah dengan puluhan bilangan baris atas.[5] 4 Kalikan satuan pada bilangan baris bawah dengan ratusan pada bilangan baris atas. Sekali lagi, ulangi proses yang sama seperti sebelumnya, tetapi kali ini kalikan satuan pada bilangan baris bawah kolom paling kanan dengan ratusan pada bilangan baris atas kolom ketiga dari kanan. Jangan lupa tambahkan bilangan yang kamu simpan atau bawa dari perkalian sebelumnya! [6] 5 Tulis nol pada kolom satuan di bawah hasil perkalian tahap pertama. Hasil yang didapatkan dari perkalian satuan bilangan baris bawah ditempatkan pada baris pertama di bawah garis pemisah. Setelah siap beralih ke perkalian puluhan pada bilangan baris bawah, buat baris baru dan sisipkan nol di kolom paling kanan posisi satuan.[7] 6 Kalikan puluhan pada bilangan baris bawah dengan satuan pada bilangan baris atas. Sekali lagi, kamu perlu mengulangi proses yang sama. Namun kali ini, gunakan puluhan pada bilangan baris bawah kolom kedua dari kanan dan satuan pada bilangan baris atas kolom paling kanan. 7 Kalikan puluhan pada bilangan baris bawah dengan puluhan pada bilangan baris atas. Dengan kata lain, kalikan digit kedua dari kanan pada bilangan baris bawah dengan digit kedua dari kanan pada bilangan baris atas.[8] 8 Kalikan puluhan pada bilangan baris bawah dengan ratusan pada bilangan baris atas. Ini artinya kamu perlu mengalikan digit kedua dari kanan pada bilangan baris bawah dengan digit ketiga dari kanan pada bilangan baris atas. 9 Jumlahkan hasil pada kedua baris di bawah garis pemisah. Kamu hanya perlu melakukan penjumlahan cepat dan setelah itu, kamu bisa mendapatkan hasil perkalian[9] Iklan 1 Pecah bilangan yang lebih kecil dalam soal menjadi puluhan dan satuan. Sebagai contoh, katakanlah kamu mendapatkan soal . Karena merupakan bilangan yang lebih kecil, pecah angka tersebut menjadi puluhan dan satuan .[10] Metode pintas ini lebih cocok digunakan jika bilangan yang lebih kecil berada di antara 10 dan 19. Jika bilangan berada di antara 20 dan 99, kamu perlu melakukan langkah-langkah tambahan untuk mencari tahu komponen-komponen puluhan. Walhasil, mungkin akan lebih mudah bagimu untuk menggunakan perkalian panjang biasa. Kamu juga bisa menggunakan metode ini untuk bilangan kecil tiga digit. Namun, untuk bilangan seperti ini, kamu perlu memecahnya menjadi ratusan, puluhan, dan satuan. Sebagai contoh, untuk bilangan β162β kamu bisa membaginya menjadi β100β, β60β, dan β2β. Namun sekali lagi, perkalian panjang biasa mungkin akan terasa lebih mudah diikuti. 2 Buat dua soal perkalian yang terpisah. Setelah membagi bilangan menjadi puluhan dan satuan, gunakan keduanya untuk membuat dua soal perkalian[11] 3 4 Selesaikan soal perkalian dengan satuan secara terpisah. Pada contoh di atas, soal perkalian dengan satuan adalah . Untuk soal ini, langkah terbaik yang kamu bisa lakukan adalah mengerjakan perkalian panjang yang relatif lebih singkat[13] 5 Iklan Saat kamu mengalikan suatu bilangan dengan β10β, cukup tambahkan nol di akhir bilangan tersebut. Ingatlah bahwa perkalian bilangan apa pun dengan nol akan menghasilkan nol. [15] Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
54 sama dengan 9 lebih dari t